Selasa, 29 Desember 2009

RISET PEMASARAN

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah kegiatan penelitian dibidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interprestasi hasil penelitian. Kesemuanya ini ditujukan untuk masukan pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan p[engambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.

Tujuan Riset Pemasaran:
- Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara obyektif kenyataan yang ada.
- Bebas dari pengaruh keinginan pribadi ( political biases ). “ Find it and tell if like it is “.

Studi tentang riset pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Riset dasar

dikenal juga sebagai riset murni atau riset fundamental yang bertujuan memperluas batas-batas pengetahuan yang mempunyai kaitan dengan aspek-aspek system pemasaran. Selama ini hanya sedikit perhatian yang dicurahkan terhadap bagaimana pengetahuan tsb digunakan dalam proses manajemen pemasaran.

Riset terapan

bertujuan membantu para manajer mengambil keputusan yang lebih baik. riset terapan ini diarahkan kesituasi organisasi yang spesifik dan pelaksanaannya dibimbing oleh ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam proses pengambilan keputusan.
Proyek riset pemasaran formal dapat dipandang sebagai seperangkat langkah yang disebut proses riset. Untuk melaksanakan proyek riset secara efektif diperlukan antisipasi terhadap seluruh langkah proses riset dan memahami saling ketergantungannya. sembilan langkah-langkah dalam proses riset yaitu :
1. Menetapkan kebutuhan akan informasi
2. menentukan sasaran riset dan kebutuhan akan informasi
3. menentukan sumber data
4. mengembangkan bentuk pengumpulan data
5. merancang sample
6. mengumpulkan data
7. mengolah data
8. menganalisis data
9. menyajikan hasil riset

Ada empat sumber utama dari data pemasaran :
1. responden
2. situasi analogis
3. eksperimentasi
4. data sekunder

Setelah sasaran penelitian ditetapkan dan kebutuhan informasi didaftar dengan terinci langkah selanjutnya adalah menentukan dari mana sumber data diperoleh.
Keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal bias berbentuk kategori, misalnya : rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal, dsb, atau bias berbentuk bilangan. Kesemuanya ini dinamakan data atau lengkapnya data statistik.

Data menurut bentuknya dapat dikatergorikan sbb:
1. Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif, harganya berubah-ubah atau bersifat variable.
Dari nilainya, dikenal dua golongan data kuantitatif ialah :
- data diskrit yaitu data dengan variable diskrit
- data kontinu yaitu data dengan variable kontinu
2. data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari adalah data kualitatif. sehingga golongan ini dikenal pula dengan nama atribut. Misalnya: sembuh, rusak, gagal, berhasil, dsb.
Menurut sumbernya data dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :
1. data intern
adalah data data yang bersumber dari dalam perusahaan. Pengusaha mencatat segala aktivitas perusahaannya sendiri, misalnya: keadaan pegawai, pengeluaran, keadaan barang di gudang, hasil jualan, keadaan produksi pabriknya dan lain-lain aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan itu.
2. data ekstern
adalah data yang bersumber dari luar perusahaan. suber data ekstern mencakup laporan riset komersial, majalah bisnis, laporan industri, laporan pemerintah, dsb.
Data ekstern dapat digolongkan atas dua bagian:

+ data ekstern primer atau data primer
data primer merupakan data yang dikeluarkan dan dikumpulkan oleh badan yang sama untuk kebutuhan riset yang sedang berjalan.

+ data ekstern sekunder atau data sekunder
data sekunder merupakan data yang sudah dipublikasikan untuk konsumsi umum

PROSES RISET PEMASARAN

mendefinisikan masalah & sasaran riset
di lanjutkan ke
mengembangkan rencana riset
di lanjutkan ke
mengumpulkan informasi
di lanjutkan ke
menganalisa informasi
di lanjutkan ke
menyajikan hasil temuan


referensi :http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/manajemen-pemasaran/riset-pemasaran

CITRA PRODUK

Citra produk merupakan persepsi masya-rakat terhadap produk yang
dihasilkan per-usahaan. Citra produk dibangun agar menjadi postitif di
mata publik, baik publik yang telah menggunakan produk itu maupun potensial customer
yang hendak dibidik agar mengkon-sumsi produk tersebut. Manakala citra
suatu merek produk telah menancap dalam pikiran konsumen, maka pada
saat dia mempunyai rencana untuk membeli barang sejenis produk tersebut
, yang pertama kali muncul dalam ingatan adalah merek produk yang sudah
tertancap di pikirannya . Sehingga secara reflek mereka membelinya.

Produsen sabun menggunakan bin-tang-bintang film
terkenal yang cantik untuk mempromosikan produknya. Harapannya adalah
publik mempersepsikan sabun pro-duknya dikonsumsi oleh bintang-bintang
film itu. produsen jamu menggunakan seorang
tokoh intelektual terkenal untuk mencitrakan konsumen penggunanya.
Produsen pelumas mempergunakan figur pembalap mobil formula sebagai
ikon untuk membagun citra produknya.

Pada era kompetisi semua perusahaan berlomba-lomba membangun
citra produknya. Sekali citra produk mengalami kecelakaan tergelincir
jatuh maka diperlukan ‘perjuangan’’ yang jauh lebih mahal untuk
mengangkatnya kembali. Kecelakaan bisa disebabkan dari dalam maupun
serangan dari luar. Beberapa minggu yang lalu ketika sebuah LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat) mengeluarkan hasil penelitiannya bahwa
banyak minuman isotonik pengganti ion tubuh yang beredar di
Indonesia mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan, maka
ramai-ramailah perusa-haan penghasil minuman isotonik itu pasang iklan
besar-besar di media massa untuk ”mela-wan” dan meyakinkan publik bahwa produk-nya aman untuk dikonsumsi.


Iklan untuk Mempertahankan atau Memperbaiki Citra Produk

setelah sedikit memahami tentang bagaimana dan sejauhmana efek iklan bekerja,
maka pembahasan kali ini seputar iklan yang berguna untuk
mempertahankan atau bahkan memperbaiki citra produk. Mengapa hal itu
perlu diperhatikan, sebab citra merupakan salah satu faktor keberhasilan sebuah perusahaan yang ingin memasarkan produknya, baik berupa barang maupun jasa.

Kita tentu masih ingat kasus yang menimpa sebuah produk biskuit, yang
pernah menjadi berita besar. Dimana biskuit yang sebenarnya cukup
dikenal masyarakat itu, diduga pernah tercemar oleh bahan berbahaya
(racun). Bahkan ada sejumlah korban yang harus dilarikan ke rumah
sakit, lantaran mengkonsumsi makanan tersebut. Untungnya pemerintah
segera melakukan tindakan, supaya dampak yang ditimbulkan tidak makin
meluas. Antara lain menghentikan sementara proses produksi di
perusahaan pembuat biskuit ini.
Melihat kasus itu, maka setelah sekian tahun lamanya, jelas produsen
biskuit yang sempat bermasalah tersebut tidak mendapat kepercayaan
konsumen. Karena masyarakat masih takut, jika memakan biskuit ini maka
akan keracunan. Upaya yang harus dilakukan, antara lain menerapkan
strategi promosi yang lebih intens dibanding sebelumnya. Dengan harapan
mampu menumbuhkan kembali kepercayaan konsumen, agar mau mengkonsumsi
produk yang dihasilkan. Apabila produsen biskuit tersebut tidak mau
berusaha memperbaiki citra produknya, maka lama-kelamaan konsumen akan
meninggalkannya. Apalagi belakangan muncul produk sejenis, tentunya
dengan kualitas lebih bagus, harga bersaing, kemasan menarik, kandungan
mineral atau vitamin yang banyak dan sebagainya.
Terlepas dari
contoh di atas, sebenarnya iklan memang dapat dipakai untuk
mempertahankan atau memperbaiki citra produk, atau bahkan perusahaan
itu sendiri. Tidak hanya sekadar memperkenalkan (launching) produk
baru, baik barang maupun jasa. Karena yang melihat citra produk bagus
atau tidak bukanlah produsen, tapi justru konsumen atau masyarakat yang
menjadi target group (market) produk tersebut. Seandainya sebuah produk
baik, maka produsen sudah memiliki satu poin supaya konsumen tertarik
membelinya. Kemudian baru pertimbangan harga, perbandingan dengan
produk sejenis, manfaat, kemasan dan lain-lain. Namun sebaliknya, jika
sebuah produk sudah dicap jelek apalagi “bermasalah,” maka konsumen
perlahan-lahan akan menjauhinya. Sehingga jangan kaget jika produk itu
tidak laku di pasaran.
Di sisi lain, pemasangan iklan sebuah produk
hendaknya disesuaikan dengan media massanya. Misal, produk kecantikan
dan alat-alat rumah tangga sangat tepat dimuat di majalah khusus
wanita. Namun demikian, media massa cetak lokal pun sebenarnya bisa
dipakai, tapi dalam salah satu halamannya harus ada berita yang memuat
kehidupan atau tren wanita masa kini. Artinya, segmentasi pasar dengan
target group yang ingin dicapai oleh produsen benar-benar tepat sasaran.



Referensi : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/citra-produk-sebuah-perusahaan.html

Minggu, 15 November 2009

MOTIVASI

Kata motivasi semakin sering digunakan akhir-akhir ini. Baik itu di buku-buku populer, seminar-seminar atau lainnya, terutama dalam hal yang menyangkut pengembangan diri. Apa sebenarnya motivasi itu, dari mana dan kenapa perlu motivasi terutama dalam pengembangan diri? Bila anda mempunyai keinginan, maka anda perlu motivasi untuk memanifestasi keinginan tersebut. Hanya dengan afirmasi atau niat, tanpa motivasi, belum cukup untuk mewujudkannya.

“Saya bermotivasi tinggi untuk memperbaiki diri sendiri” sebuah contoh kalimat yang digunakan untuk menaikkan motivasi pada diri kita sendiri, untuk sesuatu yang kita inginkan.

Jadi apa sebenarnya motivasi itu?

Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Motivasi adalah sebuah energi pendorong yang berasal dari dalam kita sendiri.

Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul.

Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.

Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita.

Biasanya motivasi akan besar, bila orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya.

Lakukan apapun dalam pengembangan diri anda dengan motivasi, baik itu karir, hubungan, spiritual, pekerjaan, menulis, memasak, membeli rumah, mendapatkan pacar, mengajar anak atau apapun. Motivasi ini akan ada, bila ada visi yang jelas dari apa yang anda akan lakukan, mengetahui apa yang akan anda lakukan dan percaya akan kekuatan yang ada pada anda sendiri. Ia akan merupakan kunci sukses dari apapun yang anda lakukan.

Untuk termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang anda inginkan selanjutnya anda harus dapat meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja agar keinginan dapat tercapai.

Motivasi berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan. Sering kita gagal mencapai apa yang kita lakukan, misalnya berhenti minum kopi, merokok dan lainnya karena motivasinya kurang.

Apakah hubungannya motivasi dengan emosi? Sangat erat hubungannya. Keduanya diperlukan untuk proses tercapainya suatu keinginan. Disiplin adalah hal yang perlu agar keinginan tercapai. Untuk tetap disiplin, motivasi yang tinggi akan sangat membantu.

Dalam kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau merubah kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya sebagai niat saja. Kenapa berhenti? Itu terjadi karena kurangnya motivasi, antusiasme, keinginan, determinasi, kemauan dan disiplin

Contoh motivasi :
Dulu saya ingin sekali membeli kamera digital merek CANON EOS 350D. kenapa saya ingin sekali kamera tersebut? Karena saya anggap kamera tersebut memiliki fitur yang cukup canggih di kelasnya. Selain harganya yang tidak terlalu mahal saat ini, kamera tersebut sudah bisa di bilang bagus untuk ukuran pemula. Maksud saya membeli kamera tersebut untuk hunting foto bersama teman-teman fotograp saya. Selain itu juga kamera tersebut saya gunakan untuk mencari penghasilan tambahan. Saya memang tidak punya uang banyak untuk langsung membelinya karena harganya yang cukap mahal buat ukuran mahasiswa seperti saya ini. Berbagai cara saya lakukan untuk mengumpulkan uang hanya semata-mata ingin membeli kamera yang saya inginkan tersebut. Saya termotivasi membeli kamera itu karena masukan teman saya akan keistimewaan yang dimiliki oleh EOS 350D tersebut. Rasa ingin tahu saya cukup besar untuk ingin mengetahui ada apa saja keistimewaan yang dimiliki kamera tersebut seperti yang teman saya paparkan. Cukup lama saya mendapatkan kamera tersebut, salah satunya karena factor keuangan yang saya miliki. Saya mengumpulkan uang dari sisa uang belanja saya perbulan, dan alhamdulilah saya bisa memiliki kamera tersebut. Semua itu berkat saya memiliki motivasi dalam mencapai apa yang saya inginkan.


Referensi : H.R. Sofuan M. (http://www.pengembangandiri.com/articles/8/1/Motivasi-dalam-Pengembangan-Diri/Page1.html )

Selasa, 03 November 2009

Definisi Segmentasi Pasar

Definisi Segmentasi Pasar

Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Ada lagi pendapat Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307.
Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.

SEGMENTASI MANFAAT BERDASARKAN HARGA MURAH, OBAT-OBATAN, KUALITAS, INOFATIF, dan TEKNOLOGI BARU

I EKONOMI (harga murah)
1. Sabun mandi batang Semua usia kalangan menengan ke bawah Wilayah Pedesaan dan perkotaan
2. Shampo sachet Semua usia Wilayah Desa dan perkotaan
3. Gula pasir Ibu Rumah Tangga Wilayah Pedesaan dan perkotaan
4. Makanan ringan anak-anak Wilayah Pedesaan dan perkotaam
5. Susu shaset menengah kebawah Wilayah Pedesaan dan perkotaan
6. Kipas angin menengah kebawah WilayahPedesaan dan perkotaan
7. Radio Menengah kebawah Semua wilayah
8. HP < 300.000 menengah kebawah Wilayah Perkotaan
9. Printer suntikan Menengah ke bawah Wilayah perkotaan
10. Sandal jepit Semua usia menengah kebawah Wilayah Perdesaan dan perkotaan

II MEDIS (obat-obatan)
1. Obat Diare wana kuning Usia > 20 tahun Wilayah Perdesaan dan perkotaan
2. Obat Sakit gigi bagus Usia > 16 tahun Wilayah Perdesaan dan perkotaan
3. Obat maag wana hijau Usia > 15 tahun Wilayah Perdesaan dan perkotaan
4. Koyo gambar onta Semua kalangan usia >12 tahun Wilayah Pedesaan dan perkotaan
5. Vitamin gambar ikan Semua kalangan Usia > 35 Semua wilayah
6. Minyak gosok gambar tawon Semua kalangan Wilayah Pedesaan dan perkotaan
7. Minyak hangat warna hijau Semua usia Semua wilayah
8. Pil wakil gubernur Semua kalangan usia >15 Semua wilayah
9. Tetes mata gambar orang Pria dan wanita dewasa Wilayah Pedesaan dan perkotaan
10. Salep warna orange Semua usia dan semua kalangan Semua Wilayah

III Kualitas
1. HP produk Amerika Usia >15 tahun dengan tingkat pendapatan menengah keatas Wilayah Perkotaan
2. Bensin Murni Berwarna biru Kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan
3. Bensin Murni berwarna kuning Semua kalangan Wilayah Perkotaan
4. Profeder masuk hutan Semua kalangan dari tkg Ojek hingga Pejabat Wilayah Pedesaan dan Perkotaan
5. Susu bubuk logo beruang Kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan
6. Mobil dengan logo “H” kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan
7. Televisi > 5.000.000 kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan
8. Parfum bernama artis Holiwood Perempuan kalangan menengah ke atas Wilayah Perkotaan
9. Sepatu berlogo garis 3 Berusia 13-30 tahun dengan tingkat pendapatan menengah keatas Wilayah Perkotaan
10. Baju kemeja berinisial “E” untuk kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan

IV Aksesoris kamera (inovatif)
1. Baterai tahan lama Untuk kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan
2. Lensa 60mm-200mm Untuk kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan
3. Lensa tamron 200mm Untuk kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan
4. Tali kamera Untuk semua kalangan Wilayah Perkotaan
5. Tas kamera Untuk semua kalangan Wilayah Perkotaan
6. Tutup lensa Untuk semua kalangan Wilayah Perkotaan
7. Memory kamera Untuk kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan
8. Cashan kamera Untuk semua kalangan Semua wilayah
9. Lampu blitz Untuk kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan
10. Kaki tempat kamera Untuk kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan

V Mobil (teknologi baru)
1. si lepang Untuk kalangan menengah ke atas Wilayah Perkotaan
2. si bensin irit kalangan menengah keatas Wilayah Perkotaan
3. Masih muat Semua kalangan Wilayah Perkotaan
4. Si robotchop kalangan keatas Wilayah Perkotaan
5. Si irit hingga 1ltr-40km Semua kalangan Bawah-Atas Wilayah Perdesaan dan perkotaan
6. Matik irit Semua kalangan Atas Wilayah Perkotaan
7. si ngebut stabil Semua kalangan atas Wilayah Perkotaan
8. si tiada duanya Semua kalangan Wilayah Perkotaan
9. si kuat tangguh Kalangan industri Wilayah Perkotaan dan pedesaan
10. si bebas asap Semua kalangan Wilayah Perkotaan


Referensi : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html

“Pentingnya Identitas Produk Dalam Memasarkan Produk”

“Pentingnya Identitas Produk Dalam Memasarkan Produk”

Apa yang ada dalam fikiran kita ketika mendengar kata brand atau merek? Saya yakin dalam beberapa detik akan muncul di kepala kita sekian puluh kata atau imajinasi yang muncul yang memiliki kedekatan asosiasi dengan kata brand atau merek. Nama perusahaan besar, korporasi, periklanan, logo, dan sederet asosiasi lainnya akan muncul dibenak kita. Bisa juga kita mengingat seorang pribadi dengan ciri khas atau keunikan yang dimilikinya, yang membuat orang tersebut mudah diingat, misalnya : lucu atau pintar, cantik, peduli orang lain, dsb. Ini dinamakan personal branding.
Branding atau sering juga disebut sebagai brand building banyak dikaitkan dengan upaya sebuah perusahaan untuk membangun image. Image yang dimaksud tentunya harus memiliki manfaat di dalam memberikan sebuah persepsi tertentu yang umumnya bersifat positif. Kekuatan branding yang luar biasa dapat sangat berpengaruh terhadap suksesnya bisnis sebuah perusahaan.
Sering kali kita meremehkan mengenai masalah identitas produk (desain, bentuk, tehnologi, merk, logo, slogan dan bungkus) akan tetapi penampilan produk secara structural/fisikmempunyai aspek psikologikal yang sangat komunikatif dengan pelanggan/konsumen. Karakter identitas dari suatu produk akan membuat daya tarik, symbol-simbol nilai dan posisi produk. Suatu produk harus mempunyai keunggulan yang kompetitif. Maksudnya, identitas produk yang special harus mempunyai identitas unik akan mendapat posisi tertentu dam mendapatkan kembali posisi produk dalam persaingan. Produk yang bagus akan menciptakan citra produk maupun perusahaan dalm benak setiap pelanggan atau konsumen, misalnya saja seperti suzuki (contoh produk ada di kolom bawah) yang merupakan mobil mewah tapi awet atau Mercedes yang merupakan mobil mewah dan nyaman.

Apakah brand itu?

Brand lebih dari sekedar logo di kertas surat dan kartu nama bisnis. Brand lebih merupakan identitas korporat Anda. Brand yang efektif akan menggambarkan siapa Anda, apa yang Anda buat dan bagaimana membuatnya, sementara pada saat yang bersamaan juga menetapkan relevansi dan kredibilitas Anda dihadapan prospek klien atau konsumen.

Brand juga sesuatu yang tidak kasat mata. Bagaimana bisnis Anda dapat diterima oleh konsumen ? Jika brand Anda memiliki nilai penerimaan yang tinggi, maka Anda dapat menikmati banyak keuntungan dari persaingan. Kita sering melihat bagaimana orang rela merogoh sakunya untuk membeli barang bermerk tertentu meskipun harganya mahal. Nilai yang diterima adalah hasil dari promosi yang effektif sehingga memberikan kesadaran brand yang sangat tinggi.

Mengapa Diperlukan ?

1. Sebagai ciri khas yang membedakan (differentiation)
Alasan utama menciptakan brand Anda sendiri adalah untuk membedakan diri Anda dengan pesaing. Brand akan membantu konsumen untuk melihat keunikan yang Anda miliki, yang berbeda dengan pesaing Anda.
Website baru mudah sekali ditemukan. Begitu juga dengan usaha rumahan. Anda harus terus mencari cara yang membedakan Anda dengan pesaing. Brand Anda dapat melakukannya untuk Anda.

2. Pemasaran yang lebih efektif dan efisien
Alasan lain menciptakan brand sendiri adalah untuk sales force Anda (meskipun salah satu tenaga sales itu adalah Anda ) lebih efektif dan lebih efisien. Dengan memiliki Brand yang kuat di pasaran, sales force anda akan lebih mudah dalam memperkenalkan diri Anda, tidak perlu terlalu banyak waktu untuk menjelaskannya
Anda dapat menggunakan 100% waktu Anda untuk fokus pada penjualan daripada mengedukasi prospek mengenai bisnis Anda.

Manfaat lainnya adalah tenaga yang Anda keluarkan untuk meningkatkan kesadaran brand melalui promosi dan memasarkan brand pada pasar secara otomatis mentransfer produk dan jasa Anda. Jadi, sekalipun Anda mengiklankan brand Anda, secara tidak langsung Anda juga memasarkan produk dan jasa.
Contoh produk :
Masyarakat Indonesia sangat kekeluargaan, tidak hanya dalam arti pergaulan tetapi juga dalam hal beraktivitas. Tidak heran apabila kendaraan berjenis "multi purpose vehicle" (MPV) yang mampu menampung banyak penumpang sangat diminati di Indonesia.

Pada ajang "Indonesia International Motor Show" (IIMS) 2009 yang digelar di JIExpo Kemayoran, dua Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), yakni PT Toyota Astra Motor (TAM) dan PT Proton Motor Indonesia meluncurkan secara resmi MPV terbarunya. Untuk Proton, Exora merupakan model MPV pertama yang dipasarkan di Indonesia, menyusul enam model mobil yang terlebih dulu dipasarkan di Tanah Air. Sedangkan untuk TAM, Alphard 2,4 L dan Kijang Innova Luxury merupakan MPV varian baru.
Direktur Pemasaran TAM, Joko Trisanyoto pada peluncuran Alphard 2,4 L di IIMS ke-17 mengatakan bahwa alasan pihaknya meluncurkan varian MPV premium baru ini karena bukti tingginya permintaan produk tersebut di Indonesia. "Tahun 2008 kemarin kita menjual 44 unit (Alphard 3,5 L). Sampai Juni tahun ini (2009) baru 12 unit, tapi berdasarkan daftar di Kepolisian sudah tercatat 600 unit," ujar Joko. Ia mengakui bahwa penjualan MPV premium di Tanah Air tidak sebaik MPV pada level menengah ke bawah. "Sudah menjadi umum jika yang lebih mahal penjualannya lebih sedikit". Penurunan penjualanan MPV premium sama seperti yang diperkirakan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) sekitar 30 persen. Namun, menurut Joko perkiraan tersebut tidak berlaku pada mobil jenis MPV kelas menengah ke bawah. "Penurunan untuk MPV kelas menengah bawah paling hanya enam hingga tujuh persen," lanjut dia.
Sementara itu pesaing Alphard, yakni Volkswagen (VW) Caravella pun tidak lantas merasa tersaingi. Terbukti hingga hari ke-4 pameran otomotif produk premium tersebut telah terjual dua unit. Head of Public Relation Departemen PT Garuda Mataram Motor, Wanny Bhakti A P, saat ditemui di IIMS 2009 mengatakan bahwa dengan diluncurkannya varian baru Alphard 2,4 L sama sekali tidak membuat pihaknya khawatir. "Semua ada pasarnya masing-masing. Ada yang memang penggemar mobil Eropa, ada yang memang penggemar mobil Jepang, jadi tidak ada masalah," ujar Wanny.

Pasar Besar MPV
Jenis kendaraan favorit keluarga yang paling laku terjual sejauh ini MPV medium, dimana harga jual berkisar di atas Rp150 juta hingga Rp300 juta. Menurut Joko, saat ini saat ini Kijang Innova termasuk kendaraan terlaris di segmen 4x2 MPV Medium, dengan penjualan mencapai 15.449 unit hingga Juni, atau lebih dari 80 persen pangsa pasar. Target penjualan hingga akhir Semester II sendiri, lanjut Joko, diharapkan dapat mencapai sekitar 400 unit tipe V dan 1.000 unit untuk tipe G. Sementara target penjualan seluruh varian Kijang Innova sebanyak 16 pilihan diharapkan dapat menembus di atas angka 30.000 unit hingga akhir tahun.
Sementara itu, Managing Director Proton Holdings Berhad, Dato` Haji Syed Zainal Abidin Syed Mohamed Tahir, saat secara resmi meluncurkan MPV Exora pada pembukaan IIMS 2009 menyatakan optimistis mampu menaikan penjualan dengan memasukan mobil keluarga tersebut. Pasar MPV di Indonesia, menurut dia, sangat besar dan masih belum semuanya tergarap. Produk terbarunya diyakini mampu bersaing dengan produk MPV Jepang yang merajai pasar mobil keluarga tersebut. Sebanyak 600 unit mobil jenis MPV yang berada dikisaran harga Rp160 juta hingga Rp220 juta tersebut, ujar dia, telah dipesan. Ia berharap pada pameran otomotif terbesar di Indonesia kali ini total penjualan mampu menembus angka 300 unit. Mobil MPV dengan kapasitas hingga tujuh penumpang memang disukai semua level masyarakat. Bahkan Menteri Perindustrian Fahmi Idris lebih memilih menggunakan Kijang Innova untuk beraktivitas sehari-hari. "Mobil dinas saya Cammry, tapi saya lebih senang menggunakan mobil pribadi saya, Kijang Innova karena lebih hemat bahan bakar," ujar Fahmi di sela-sela peresmian IIMS 2009 lalu. Ia pun mengaku bangga menggunakan mobil tersebut karena telah menggunakan hingga 80 persen bahan baku lokal. "Ini satu kebanggaan," ujar Fahmi. Basis produksi MPV
Tingginya permintaan akan mobil berkapasitas tujuh penumpang di Tanah Air telah lama disadari produsen-produsen otomotif Jepang, sehingga mereka dengan sukses tidak saja memasarkannya tetapi juga memproduksinya di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta, pertumbuhan ekonomi yang masih positif di tengah krisis keuangan global, daya beli yang masih terjaga, meyakinkan produsen otomotif dunia untuk merambah pasar Indonesia, bahkan menjadikannya basis industri. Sebut saja VW, General Motors (GM), Tata Motor, yang juga pikir untuk memproduksi mobil di Indonesia. VW mengambil langkah awal dengan merakit VW Tauran, mobil berjenis MPV dengan harga di atas Rp300 juta, di Indonesia. Walaupun dinilai harga jual produk tersebut terlalu tinggi, namun toh produk tersebut tetap dipasarkan.
Wanny mengatakan pihaknya sedang mencoba mencari suku cadang lokal yang memiliki kualitas sama dengan suku cadang asal Jerman, sehingga harga jual Tauran dapat lebih ditekan. GM yang juga berencana memproduksi mobil tujuh penumpang di Indonesia juga awalnya kesulitan mendapatkan suku cadang yang berkualitas dan mampu memasok dalam jumlah lumayan besar.
Sementara itu, selain Toyota yang berhasil mengembangkan MPV, Suzuki dengan APV-nya pun cukup sukses karena menjadi produsen MPV yang telah melakukan ekspor ke-82 negara tujuan. Presiden Direktur Grup Indomobil Gunadi Sindhuwinata menegaskan bahwa keberhasilan Suzuki mengekspor 28 varian APV ke 82 negara di dunia sedikit banyak merupakan karena terdorong oleh kebijakan pemerintah yang awalnya mengembangkan kendaraan komersial. "Jadi kita bersyukur karena landasan perkembangan industri kita dulu diletakkan pada kendaraan komersil. Ini jadi kekuatan kita yang pada akhirnya berubah jadi MPV," ujar Gunadi. Karena itu, ia menyebutkan bahwa pasar otomotif Indonesia unik, terutama untuk penggunaan jenis mobil MPV ini. "Karena di negara lain itu (menggunaan mobil jenis MPV) sangat kecil," ujar Gunadi yang juga merupakan Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Referensi : Rinella Putri & Virna Puspa Setyorini/RP/Antara (http://www.vibiznews.com/journal.php?id=192&sub=journal&page=sales)

Senin, 26 Oktober 2009

kenaikan harga

Tugas : Perilaku Konsumen (harga)

KENAIKAN HARGA TARIF DI 14 RUAS TOL JAKARTA

Pemerintah memutuskan kenaikan harga tarif di 14 ruas tol mulai senin (28/9) pukul 00.00. Pemerintah membatalkan penundaan kenaikan harga tarif bagi empat ruas tol.
Semula, pemerintah akan menunda kenaikan harga tarif tol Cikampek-Padalarang, tol Serpong-Pondok Aren, lalu tol Ujung Pandang tahap I-II, dan lingkar luar Jakarta (seksi S).

“Tak ada penundaan kenaikan harga tarif, sebab tiga ruas tol berhasil memenuhi standar pelayanan minimal seperti kerataan jalan. Adapun Jasa Marga telah melaporkan pendapatan tol Lingkar Luar Jakarta seksi S, untuk penyelesaian status hukumnya”, kata Kepala Badan Pengaturan Jalan tol Nurdin Manurung di Jakarta, Jumat (25/9).

Ketua umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distribusi Indonesia Bambang Soesatyo mengatakan, kebijakan politik atas tarif tol dalam Undang-Undang 38 Tahun 2004 soal jalan perlu ditinjau lagi. Sebab, harga tarif tol identik dengan harga tarif angkutan sehingga kenaikan harga tarif mempengaruhi biaya distribusi dan harga barang.

Kenaikan harga tarif tol perlu diimbangi perbaikan infrastruktur, misalnya ruas tol Serpong-Pondok Pinang sebenarnya kurang nyaman. Beton yang kini dilapisi aspal hanya dilakukan sebagian saja sehingga membahayakan, terutama saat turun hujan.

Kenaikan harga tarif yang di alami sekitar 18% dari harga tarif sebelumnya. Kenaikan tersebut di setujui oleh kalangan pengusaha di Indonesia selama kenaikan tersebut di dukung dengan perbaikan pelayanan dari pihak Jasa Marga.

Kebijakan yang pemerintah lakukan dalam upaya menghilangkan isu atau amarah
konsumen pengguna jalan tol, pemerintah menghimbau kepada pihak Jasa Marga untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Agar kenaikan harga tarif ini menjadi seimbang dengan apa yang telah di berikan kepada kita sebagai pengguna jalan tol.

BERIKUT KE 14 RUAS TOL YANG MENGALAMI KENAIKAN :
1. Tol Jakarta-Bogor-Ciawi dengan panjang 59 km dari Rp 5.500 menjadi Rp 6.500
2. Tol Jakarta-Tangerang dengan panjang 33 km dari Rp 3.500 menjadi Rp 4.000
3. Tol dalam kota Jakarta dengan panjang 50,60 km dari Rp 5.500 menjadi Rp 6.500
4. Tol lingkar luar Jakarta dengan panjang 45,37 km dari Rp 6.000 menjadi Rp 7.000
5. Tol Padalarang-Cileunyi dengan panjang 64,40 km dari Rp 5.500 menjadi Rp 6.500
6. Tol Semarang seksi A, B, C dengan panjang 24,75 km dari Rp 1.500 menjadi Rp 2.000
7. Tol Semarang-Gempol (Waru-Sidoarjo) dengan panjang 49 km dari Rp 2.000 menjadi Rp 2.500
8. Tol Palimanan-Kanci dengan panjang 26,30 km dari Rp 7.000 menjadi Rp 8.500
9. Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang dengan panjang 58,50 km dari Rp 24.500 menjadi Rp 27.500
10. Tol Belawan-Medan-Tj Morawa dengan panjang 42,70 km dari Rp 4.500 menjadi Rp 5.000
11. Tol Serpong-Pondok Aren dengan panjang 7,25 km dari Rp 3.500 menjadi Rp 4.000
12. Tol Tangerang-Merak dengan panjang 73 km dari Rp 18.000 menjadi Rp 28.500
13. Tol Ujung Pandang tahap I dan II dengan panjang 6,05 km dari Rp 2.000 menjadi Rp 2.500
14. Tol Pondok Aren-Ulujami (Gol II) dengan panjang 5,55 km dari Rp 3.500 menjadi Rp 4.000


Referensi : www.kompas.com
Harian kompas tanggal 1 September 2009